

WISATA LIBURAN - Berbeda dengan sate lokal yang biasanya menggunakan tusuk bambu, sate domba Afrika disajikan dalam potongan daging domba yang dibakar langsung di atas bara arang tanpa tusukan. Begitulah yang nampak saat kita menyambangi Sate Domba Afrika Haji Ismail, yang sudah menjadi legenda di Tanah Abang.
Pemiliknya, Haji Ismail Coulibaly, membawa resep asli dari Mali sejak 25 tahun yang lalu, dan melihat peluang untuk menghadirkan keunikan sate domba khas Afrika di tengah maraknya sate ayam dan kambing lokal. Yang paling mencolok adalah cara penyajiannya yang tidak menggunakan nasi, melainkan pisang tanduk goreng sebagai pendamping, menciptakan perpaduan rasa manis dan gurih yang tak terduga dan memanjakan lidah.
Rahasia kelezatan sate domba Afrika terletak pada proses pengolahan yang sangat teliti dan memakan waktu. Daging domba dipanggang selama empat jam untuk menghilangkan lemak, sehingga lebih sehat dan rendah kolesterol, sekaligus menghilangkan aroma prengus.
Setelah itu, daging dimarinasi dengan bumbu rempah rahasia dan dipanggang kembali selama 10 menit dengan tambahan garam serta irisan bawang bombay segar. Kombinasi daging yang empuk, sambal pedas yang menggigit, dan pisang goreng yang lembut menjadikan sate domba Afrika bukan sekadar hidangan, melainkan sebuah pengalaman kuliner lintas budaya yang wajib dicoba oleh para pecinta petualangan rasa.