HOME STORY
Share
Passura Toraja sebagai Media Bercerita Menyampaikan Status Sosial

WISATA LIBURAN - Passura’, yang juga dikenal sebagai Banua Sura’, adalah seni ukir tradisional yang berfungsi sebagai identitas visual pada dinding luar rumah Tongkonan di Toraja. Jauh sebelum tulisan diperkenalkan, masyarakat Toraja menggunakan Passura’ sebagai media bercerita untuk menyampaikan status sosial, nilai-nilai mulia, aspirasi hidup, dan keyakinan spiritual yang berakar pada Aluk Todolo. 

Ciri khasnya terletak pada bentuk geometris datar yang dihiasi dengan empat warna simbolis, hitam (kematian), merah (kehidupan), kuning (kasih sayang), dan putih (kesucian). Setiap motif ukiran, seperti Pa' Tedong atau simbol kerbau yang melambangkan kemakmuran, dan Pa' Barre Allo atau matahari yang mewakili kebesaran, berfungsi sebagai pesan visual yang menjaga warisan budaya tetap hidup dari generasi ke generasi.

Peran Passura’ melampaui estetika semata, ia juga berfungsi sebagai penanda hierarki sosial yang ketat. Status dan kekayaan suatu keluarga dapat diukur dari jumlah tanduk kerbau yang dipajang di depan Tongkonan mereka—diperoleh melalui upacara Rambu Solo’—serta kerumitan ukirannya. 

Beberapa motif, seperti yang terdapat pada Tongkonan bangsawan tinggi, memiliki aturan penggunaan yang sangat eksklusif. Di sisi lain, motif seperti Pa' Sussuk, yang melambangkan kerja sama komunitas, biasanya menghiasi Tongkonan yang digunakan untuk pembahasan tradisional. Meskipun kini terdapat lebih dari 125 jenis motif ukiran Toraja, semuanya bermula dari empat desain dasar, menunjukkan bagaimana bentuk seni tradisional ini telah berkembang secara dinamis sambil tetap menghormati warisan leluhur.

The following video is courtesy of TRANS TV