



WISATA LIBURAN - Hutan Sumatera Utara yang lebat menyimpan banyak misteri, salah satunya adalah keberadaan Musang Akar (Arctogalidia trivirgata), mamalia nokturnal yang termasuk dalam keluarga Viverridae. Musang Akar dikenal sebagai satwa arboreal yang sangat terampil dalam memanjat, menghabiskan hampir seluruh waktunya di puncak-puncak pohon.
Dengan bulu berwarna abu kecokelatan yang menyerupai kulit kayu, Musang Akar menjadi kamuflase yang sempurna, bergerak lincah dari dahan ke dahan untuk mencari berbagai buah manis, serangga, bahkan burung kecil. Ekornya yang panjang berfungsi penting sebagai penyeimbang, memungkinkan manuver akrobatik di ketinggian yang sulit dilakukan oleh hewan lain.
Meskipun status konservasinya secara global tergolong Least Concern (Risiko Rendah) menurut IUCN, populasi Musang Akar di Sumatera, termasuk di Sumatera Utara, menghadapi ancaman nyata dari perburuan liar dan hilangnya habitat akibat deforestasi. Hewan ini sering dianggap sebagai hama oleh petani karena kecintaannya pada buah-buahan.
Keprihatinan ini mendorong aksi pelestarian yang dilakukan oleh berbagai komunitas pecinta musang di daerah seperti Langkat, Sumatera Utara. Melalui upaya pemeliharaan dan sosialisasi, komunitas ini berjuang untuk mengubah citra Musang Akar dari hama menjadi satwa eksotis yang perlu dilindungi, sekaligus mengantisipasi semakin berkurangnya populasi satwa lincah ini di alam liar Sumatera, demi menjaga keseimbangan ekosistem hutan hujan tropis.